KONAWE, – Mimpi membawa Konawe di masa keemasan digaungkan pasangan Kery Saiful Konggoasa dan Gusli Topan Sabara. Keyakinan pasangan ini untuk membawa Konawe mencapai gemilang telah diproyeksikan sebagai program ambisius mereka.
Dari sekian banyak program mereka, ada dua program yang dinilai paling spektakuler yaitu meniru kawasan Malioboro di Yogyakarta dan menargetkan warga bisa berzakat mal di tahun 2023 mendatang.
Pertama meniru kawasan ekonomi Malioboro di Yogyakarta. Pemda Konawe sudah merencanakan penataan kawasan jalan menuju kantor bupati Konawe yang akan disulap seperti jalan Malioboro di Yogyakarta.
Program tersebut dibeberkan Wakil Bupati Konawe, Gusli Topan Sabara. Ia menjelaskan, konsep jalan yang akan disulap seperti Malioboro itu ada di kawasan Jalan Inolobunggadue. Proyeknya dimulai dari perempatan pos Lalulintas Polres Konawe menuju kantor bupati.
Ia memaparkan, desainnya, trotoar jalan akan dibuat lebih lebar. Sehingga membuat pejalan kaki lebih leluasa berjalan-jalan santai di area tersebut. Selain itu, akan disediakan pula bangku-bangku dan pot-pot bunga indah taman di sepanjang trotoar.
Gusli pun menargetkan jika program ambisius mereka itu akan segera direalisasikan tahun 2019 mendatang.
“Program ini Insya Allah sudah akan kita realisasikan tahun depan,” ujar Gusli (13/10/2018). Ia pun berjanji, proyek ini akan dikerja sebaik mungkin dengan kualitas terbaik.
Selain mengubah Jalan Inolobunggadue seperti Malioboro, Kery-Gusli juga masih punya rencana lain. Di salah satu ruas jalan di area Pemda juga akan ada kawasan wisata kuliner tempat para pelaku UMKM berkumpul.
Kedua, soal masyarakat yang ditergetkan 2023 sudah mampu berzakat mal. Menurut Gusli program tersebut diasumsikannya dapat terlaksana dengan rincian sebagai berikut.
Sesuai ketentuan yang berlaku sejak zaman Nabi Muhammad SAW, setiap warga dikatakan wajib membayar zakat mal apabila pendapatan setahun kepala keluarga setara dengan 89 gram emas. Jika dibagi per 12 bulan, pendapatan per bulannya setara 7,4 gram atau jika di rupiahkan dengan harga per gramnya Rp500 ribu, maka hasilnya sebanyak Rp3,7 juta.
“Ini yang kita terget. Setiap bulan warga Konawe sudah mampu menghasilkan pendapatan senilai Rp3,7 juta atau lebih. Dan ini bukan hal yang mustahil jika kita mau bekerja serius,” terangnya.
Gol dari pendapatan tersebut lanjut Gusli, adalah penyisipan pendapatan masyarakat untuk mengeluarkan zakat hartanya. Dengan demikian, bukan tidak mungkin Konawe dapat menjadi daerah maju yang bersaing dengan daerah-daerah lainnya di Jawa. (Red)