Prihatin, Harjan Hamka Harap SMP Terbuka Puusuli, Butuh Perhatian Pemerintah

  • Bagikan

Kampung Konut.
Wanggudu, – Minimnya ketersediaan fasilitas dan sarana prasarana penunjang kegiatan pendidikan pada SMP Terbuka di Desa Puusuli tidak menyurutkan minat para siswa untuk menimba ilmu.

Hal ini didasari tingginya angka anak putus sekolah yang tidak bisa melanjutkan pendidikan kejenjang Sekolah Menegah Pertama (SMP) di desa Puusuli Kecamatan Andowia Kabupaten Konawe Utara selama 2 Tahun terakhir.

Sehingga Kepala SDN 8 Puusuli, Harjan Hamka,S.Pd berinisiatif menggagas berdirinya SMP Terbuka di kawasan tersebut.

“Ini merupakan bentuk keprihatinan saya melihat kondisi pada saat itu banyak anak-anak di Desa Puusuli yang tidak bisa melanjutkan pendidikan ke tingkat SMP karena faktor ekonomi” ungkap Harjan hamka, S.Pd saat ditemui, Sabtu, (15/7) kemarin.

Kepsek SDN 8 Puusuli, Harjan Hamka, S.Pd Penggagas berdirinya SMP Terbuka Puusuli di Kecamatan Andowia Kabupaten Konut

Harjan mengakui, pada awalnya ia mengusulkan agar di Puusuli bisa memiliki SMP Satu Atap (Satap) yang dapat mengakomodir para peserta didik agar bisa kembali mengenyam pendidikan, namun dikarenakan terbatasnya sarana penunjang yang ada di Puusuli sehingga SMP Terbuka sebagai alternatif terakhir yang bisa disediakan oleh pemda.

“Saat ini jumlah siswa kelas 7 sampai kelas 9 yang terdata di SMP Terbuka Puusuli berjumlah 57 siswa dan jumlah siswa kelas 9 yang akan mengikuti ujian berjumlah 27 siswa. Jumlah ini lebih besar dibanding SMP Satap di yang ada di desa Tambua.” Paparnya.

Ia kembali menjelaskan, jika acuan untuk mengusul berdirinya SMP SATAP di Puusuli tidak dapat direalisasikan terkait kendala ketersediaannya sarana pendukung yang ada di lingkungan setempat sangat tidak relevan mengingat Andowia merupakan kecamatan yang sarat akan sarana penunjang ketimbang di Desa Tambua.

Siswa-siswi SMP Terbuka saat melakukan proses belajar

Kendati demikian, Harjan merasa bersyukur melihat antusias anak-anak didiknya dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan minimal 2 kali dalam seminggu ditengah keterbatasan yang ada, mereka tetap bersemangat mengikuti mata pelajaran yang diberikan.

“Saya sudah mendapat konfirmasi dari Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Asera, Suhepia, S.Pd selaku sekolah induk bahwa pihaknya akan menyediakan baju olah raga dan buku-buku bacaan bagi siswa- siswa di SMP Terbuka Puusuli secara gratis” tambahnya.

Ia berharap, pemerintah bisa melihat langsung kondisi yang ada dilapangan. Semangat anak- anak untuk bersekolah perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah daerah.

“Dengan harapan perubahan status dari SMP Terbuka menjadi SMP SATAP akan membawa dampak signifikan terhadap perkembangan pendidikan khususnya di daerah terpencil seperti Puusuli,” tutupnya. (KS/Boby)

  • Bagikan