KABARANOA.ID: KONAWE – Keseriusan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe dalam menjalankan roda organisasi, tak hanya sebatas memajukan bidang pertanian, perikanan, atau pertambangan saja.
Bidang-bidang lain juga tidak terlupakan untuk menjadi prioritas, salah satunya dalam memajukan sumber daya manusia (SDM) daerah dari sisi teknologi informasi.
Olehnya, demi asa memajukan kualitas SDM daerah, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI, meluncurkan program Digital Talent Scholarship (DTS) di Kabupaten Konawe.
Peluncuran program DTS ini dihadiri Bupati, Kery Saiful Konggoasa, Sekretaris Daerah (Sekda), Ferdinand Sapan, Kepala Dinas Kominfo Konawe, Muh. Akib Ras dan sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Konawe.
Kegiatan juga dihadiri Kepala Balai Besar Pengembangan SDM Kominfo Makassar, Dr. R. M. Agung Harimurti, M.Kom, bersama jajarannya. Ia dalam hal ini bertindak sebagai perwakilan dari Kemenkominfo RI.
Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara pihak Kemenkominfo dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe, digelar di halaman Kantor Bupati Konawe, Senin (31/1/2022).
Kery Saiful Konggoasa mengungkapkan bahwa program DTS dicanangkan untuk meningkatkan SDM warga Konawe, dalam menghadapi dunia digital, di zaman serba canggih saat ini.
Bupati berharap, dengan adanya program ini, SDM Konawe bisa bersaing dengan daerah lain, dalam hal penerapan digital di berbagai aspek, sehingga masyarakat tetap bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
“Saat ini, semuanya serba digital. Kita akan bersaing, kalau perlu jadi yang nomor satu di Sultra,” jelas bupati dua periode tersebut.

Senada dengan bupati, Dr. Agung Harimurti, kepada awak media usai peluncuran program dan penandatanganan MoU, mengungkapkan bahwa DTS merupakan beasiswa pelatihan talenta digital.
Tujuannya yakni meningkatkan kemampuan, keterampilan, serta daya saing SDM Konawe, di bidang teknologi informasi, untuk mendukung transformasi dan peningkatan ekonomi digital, menuju industri 4.0.
“Program ini diinisiasi Kemenkominfo sejak tahun 2018 sebanyak 1.000 orang. Lalu tahun 2019 peserta mencapai angka 50.000 orang, meningkat hingga 100.000 orang tahun 2021, dan target kita 2024 mencapai 500.000 orang, termasuk di Konawe ini,” paparnya.
Lanjut Agung, peserta pelatihan yang bakal direkrut di Konawe nantinya sangat bervariatif, berasal dari berbagai profesi. Hal ini juga berlaku secara nasional di seluruh Indonesia.
“Mulai dari angkatan kerja muda, wirausaha muda, calon wirausaha muda, kemudian ASN, lalu tenaga profesional yang sudah bekerja,” terangnya.
Tema yang diberikan pada pelatihan tersebut juga bervariatif. Mulai dari cyber security (keamanan ciber), artificial intelligence (kecerdasan buatan), internet of things (internet untuk segalanya), Reengineering proses bisnis (peningkatan kinerja bisnis), hingga kota cerdas.
Menurut Agung, Indonesia punya potensi pasar digital yang cukup tinggi. Buktinya, selama tahun 2020, omset ekonomi digital Indonesia mencapai USD 130 miliar.
Apalagi saat ini ada target dari pemerintah pusat, yakni omset ekonomi digital nasional pada tahun 2035 nanti, mencapai angka USD 10.000 miliar. Hal ini tentu berdasarkan kajian yang telah dilakukan.
Sayangnya, keuntungan dari omset itu, selama ini lebih banyak dinikmati pihak asing, sehingga pemerintah pusat melalui Kemenkominfo, berkomitmen memajukan perekonomian negara, dengan program peningkatan kualitas SDM.
“Kita tidak ini hanya jadi pasar. Lewat program ini kita ingin bersaing. Bahkan nantinya kalau bisa SDM kita nantinya bisa diekspor keluar negeri,” jelasnya.
Agung menambahkan, program pelatihan digital di Konawe, bakal menghadirkan pelatih dan instruktur terampil, dengan keilmuan dan pengalaman mumpuni. Para peserta dilatih untuk benar-benar bisa menguasai materi pelatihan.
Peserta pelatihan yang ikut dalam program tersebut, diharapkan mampu bersaing di dunia digital. Kominfo pun akan memberikan sertifikat, baik untuk skala nasional maupun internasional.
Secara teknis lanjut Agung, kegiatan tersebut sudah akan dimulai Februari 2022. Peserta dibagi dalam beberapa kelas. Satu kelas bisa berisi 50 orang. Tiap peserta mulai angkatan kerja muda, calon wirausaha muda, ASN hingga pekerja profesional akan diberikan porsi dengan jumlah tertentu.

“Kami bisa membuka hingga 5000 peserta. Tetapi ini juga tergantung pada animo masyarakat untuk ikut program ini,” imbuhnya.
Untuk pendaftarannya, masyarakat Kabupaten Konawe dapat mendaftar secara online dengan masuk ke dalam situs https://digitalent.kominfo.go.id/.
Pendaftaran ini kata Agung, tidak dipungut biaya sama sekali alias gratis, seluruh rangkaian kegiatan nanti, sepenuhnya dibiayai oleh Kemenkominfo.
Syarat tertentu juga diwajibkan untuk peserta. Bagi pendaftar yang berasal dari kalangan wirausaha, maka harus sudah mempunyai usaha seperti UMKM dalam bidang tertentu.
“Lalu untuk kategori angkatan kerja muda, harus lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau perguruan tinggi tertentu,” tutup Agung.