Manuver Pemda Konawe Turunkan Angka Stunting

  • Bagikan

KABARANOA.ID: KONAWE – Gizi merupakan salah satu faktor penting karena secara langsung berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM).

Oleh karena itu, pemenuhan gizi berkualitas sangat dibutuhkan agar anak sebagai generasi penerus daerah dan bangsa, dapat terhindar dari resiko stunting.

Tak hanya kebutuhan gizi, perilaku di lingkungan sosial maupun sanitasi yang kurang baik, semuanya itu juga dapat mempengaruhi kembang anak dan ibu hamil, pada akhirnya terindikasi dalam kategori stunting.

Kasus stunting tentunya tidak lazim lagi untuk kita dengarkan, karena hal tersebut selalu ada di penjuru bangsa maupun daerah di Indonesia.

Khusus di Kabupaten Konawe, angka stunting masih terbilang cukup tinggi, dibandingkan daerah-daerah lainnya, dengan persentase diangka 26,2 persen dan menjadi urutan ke-4 tertinggi se-Sulawesi Tenggara (Sultra).

Demikian, Pemerintah Daerah (Pemda) Konawe memiliki tugas penting dalam menekan laju kasus stunting di daerah yang dikenal sebagai lumbung beras terbesar se-Provinsi Sultra itu, dalam kurun waktu 3 hingga 4 tahun mendatang.

Sekretaris Daerah (Sekda) Konawe, Ferdinan Sapan mengungkapkan, berbagai manuver atau upaya yang telah dicoba dilakukan Pemda Konawe dalam menangani angka stunting cukup tinggi 26,2 persen.

Tentunya hal tersebut bukanlah persolan kecil, melainkan persoalan serius, sehingga wajib dibarengi kerja sama antar stekholder pemerintah setempat, maupun TNI-Polri.

“Ini merupakan masalah serius harus kita hadapi bersama, terutama pemerintah setempat yang dekat langsung dengan masyarakatnya,” ungkapnya, Selasa (17/10/2022).

Menurutnya, kasus stunting ini bukan hanya masalah terkait pemenuhan asupan gizi, baik ibu hamil maupun balita, atau lebih dikenal dengan kekurangan gizi, melainkan perilaku masyarakat di lingkungan sosial dan sanitasinya.

Mengapa demikian, Jenderal ASN Konawe itu pun menjelaskan, jika untuk pemenuhan gizi, daerah Konawe kaya dengan kebutuhan protein, sehingga masyarakat tidak perlu merasa kekurangan.

“Seperti mengonsumsi, telur, ikan, ayam, dan lainnya, kalau untuk daerah kita ini, masyarakat masih bisa mendapatkannya dan itu cukup untuk dikonsumsi,” imbuhnya.

Lebih lanjut, kata Ferdinan, kemungkinan masalah stunting ini tanpa kita sadari berada pada perilaku, kebiasaan dan sanitasinya, bahkan ada beberapa diwilayah Konawe, misalnya Lambuya masalah sanitasinya sangat penting dan Pemda Konawe berusaha menangani itu semua.

Misalnya di Desa Waworaha, karena di sana memang sering dilanda banjir sehingga sanitasinya dapat bermasalah, dikarenakan akan adanya bakteri dan seterusnya yang dapat memberikan dampak pada ibu hamil maupun balita.

“Sama halnya dengan perilaku serta kebiasaan di lingkungan sosial, masih kita temukan ibu-ibu hamil yang masih aktif didalam kegiatan kelompok, tanpa memikirkan janin dalam kandungannya, dan ini perlu sejak dini harus dihindari,” jelasnya.

Mantan Kepala BPKAD Konawe itu pun menambahkan, untuk mengantisipasi hal tersebut, Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa sudah berkomitmen untuk mengatasi masalah protein terlebih dahulu.

Dengan pemberian bantuan berupa susu kepada ibu hamil yang nantinya susu tersebut, dikomsumsi selama 90 hari kedepan dan tetap dipantau perkembangannya dari pihak Puskemas di tiap Kecamatan.

“Dan juga pelan-pelan kita mulai menangani masalah sanitasinya, juga nantinya kami mulai tangani masalah perilaku dan kebiasaannya,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Konawe, Mawar Taligana mengatakan, kasus stunting di Konawe berada diangka 26,2 persen atau sekitar 1040 anak. Ini menjadi tugas penting dalam kurung waktu 3 tahun kedepan bisa turun diangka 14 persen.

“Jadi ada sekitar 4 sampai 5 persen target kita pertahun,” terangnya.

Ia juga berpesan, agar para ibu hamil nantinya dapat rajin memeriksakan kandungannya ke bidan agar dapat terkontrol perkembangan janinnya.

Kemudian juga setelah lahir, seyogyanya mampu menjadi perhatian seperti asupan makanan terutama ASI, serta diperhatikan timbangan anaknya.

“Kita harapkan dengan upaya ini dapat mendapatkan hasil maksimal dan menurunkan angka stunting dari hasil sensus dan pendataan kembali,” harapnya (Adv)

Penulis: NurEditor: Iwal Taniapa
  • Bagikan