OPINI –
Konstelasi politik menjelang pesta demokrasi lima tahunan, pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah di negeri leluhur tanah kerinduan Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) berubah.
Lengsernya Fachry Pahlevi Konggoasa dari kursi Ketua DPD PAN Konawe menjadi salah satu penyebab konstelasi politik di Kota Padi Konawe ini mengalami perubahan.
Pasalnya, untuk maju bertarung di Pilkada Konawe, putra Kery Saiful Konggoasa, Bupati Konawe dua periode itu harus melakukan “gerilya” politik jika ingin tetap maju dalam kontestasi politik lima tahunan ini.
Di lain pihak, Ardin yang mendapat mandat sebagai Ketua DPD PAN Konawe lebih diuntungkan. Jalan Ardin untuk bertarung di Pilkada Konawe terbuka lebar. Tanpa harus berkoalisi dengan partai lain, PAN Konawe dapat mengusung kadernya sendiri. Sehingga kans Ardin cukup besar untuk bertarung di Pilkada nanti.
Belakangan ini, Ardin terlihat lagi “mesra” dengan Ruksamin, Ketua DPW Partai Bulan Bintang. Kedekatan Ketua DPRD Konawe dengan Bupati Konawe Utara tersebut merupakan sinyal kuat koalisi PAN – PBB di Pilkada Konawe yang akan datang.
Sama halnya dengan PAN, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Konawe juga dapat mengusung kader sendiri maju di Pilkada Konawe tanpa harus berkoalisi dengan partai lain. Ketua DPC PDI Perjuangan Rusdianto memiliki kans cukup besar untuk bertarung memperebutkan kursi 01 Konawe.
Pada pemilihan legislatif 2024 lalu, Rusdianto merupakan peraih suara terbanyak di seluruh daerah pemilihan dan berhasil mengantarkan partai besutan Presiden kelima Republik Indonesia (RI) Megawati Soekarnoputri sebagai pucuk pimpinan di DPRD Konawe periode 2024 – 2029.
Selanjutnya, Yusran Akbar yang saat ini lagi getol melakukan sosialisasi serta kegiatan sosial di masyarakat menjadi salah satu kandidat yang mesti menjadi perhitungan tersendiri bagi calon Bupati Konawe lainnya. Meski sebagai pendatang baru, gebrakan Yusran Akbar tidak bisa dipandang sebelah mata.
Kemudian, munculnya baliho Irawan Laliasa di berbagai tempat juga menyita perhatian publik. Mantan Sekda Konawe itu juga menyatakan diri siap maju sebagai calon Bupati Konawe. Meski Irawan Laliasa bukan latar belakang politisi, kans untuk maju pada Pilkada Konawe juga cukup besar, bisa dengan jalur perseorangan maupun diusung oleh gabungan partai politik.
Selanjutnya, bakal calon Bupati Konawe yang paling “seksi” saat ini adalah Harmin Ramba. Pasalnya, Harmin Ramba masih berstatus sebagai ASN aktif dan saat ini menjabat sebagai Penjabat Bupati Konawe.
Harmin Ramba sejak awal dilantik sebagai Penjabat Bupati Konawe sudah diisukan bakal bertarung di Pilkada Konawe yang akan datang. Kini, isu itu hampir menjadi suatu kenyataan. Harmin Ramba sudah secara terbuka menyatakan diri siap maju pilkada Konawe jika masyarakat memberikan dukungan.
Pernyataan Harmin Ramba tersebut seakan mengkonfirmasi pemasangan baliho dengan skala besar oleh Forkasa. Di mana dalam baliho tersebut Penjabat Bupati Konawe sebagai Ketua Dewan Pembina.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun oleh penulis, Harmin Ramba diketahui telah mengambil formulir pendaftaran di dua parpol yaitu NasDem dan Golkar.
Nah, dari enam figur bakal calon Bupati Konawe di atas, paling mentok hanya empat pasangan calon yang akan diusung oleh partai politik dan atau gabungan partai politik. Karena syarat mengusung pasangan calon dibutuhkan 6 kursi dari 30 kursi yang ada di DPRD Konawe.
Diketahui, hanya PAN dan PDI Perjuangan yang dapat mengusung calon tanpa harus berkoalisi dengan partai politik lainnya. Sementara partai Golkar, Gerindra dan NasDem yang masing-masing meraih empat kursi pada Pemilu 14 Februari 2024 lalu masih butuh koalisi untuk mengusung pasangan calon. Begitu pula dengan PBB yang meraih tiga kursi, PKB dua kursi serta PKS yang hanya mampu meraih satu kursi di DPRD Konawe.
Dengan analisa tersebut, dari enam figur ini ada dua bakal calon bupati yang harus mengalah menjadi 02 atau calon wakil bupati jika tetap ingin maju bertarung di Pilkada Konawe. Jika tidak, dua diantara enam bakal calon tersebut terpaksa menggunakan jalur perseorangan (kumpul KTP-red) kalau ingin tetap maju bertarung memperebutkan kursi 01 Konawe.
Tentu ini sangat menarik untuk dinanti masyarakat Kabupaten Konawe, siapa berpasangan dengan siapa. Saat ini, semua hanya sebatas prediksi penulis berdasarkan alat peraga sosialisasi (APS) yang sudah terpasang di ruang publik.
Harapan penulis dan tentu juga menjadi harapan masyarakat Konawe bahwa siapa pun nantinya yang ditetapkan oleh KPU Konawe sebagai pasangan calon, itu dapat memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat Konawe. Adu strategi dan adu program menjadi keniscayaan, bukan sebaliknya, saling menjatuhkan untuk meraih kemenangan.
Pilkada Konawe diharapkan berjalan dengan gembira dan melahirkan pemimpin daerah yang berintegritas untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Konawe yang sesungguhnya.
Penulis: Sukardi Muhtar