Kampung Konawe
Unaaha, – Ketua DPC Projo Konawe, Irvan Umar menegaskan isu yang beredar soal dukungan DPC Projo Konawe pada salah satu kandidat pasangan calon Bupati Konawe merupakan opini pribadi.
Ia mengatakan, terbebas dari segala pernyataan yang melibatkan salah satu anggota lembaga yang dibawahinya itu. Menurutnya, sampai saat ini Projo sendiri belum menentukan arah politik, jikalaupun ada maka mekanismenya harus melalui musyawarah.
“Jelasnya, Projo Konawe sampai saat ini belum menyatakan sikap politik apapun di Pilkada Konawe mendatang. Sampai saat ini, baik DPC, DPD hingga DPP masih fokus dalam mengawal program pembangunan pemerintah.” Kata Irvan Umar, Senin (25/9) semalam.
Meski tak dipungkirinya kemungkinan ikut arah politik, namun ia mengatakan, semua tergantung pada arahan DPP melalui sejumlah rangkaian musayawarah. Meski demikian dirinya tak sungkan mengakui jika isu yang beredar cukup disayangkannya.
“Sangat disayangkan, karena ini menjadi opini pribadi yang membawa nama baik organisasi dan menciderainya. Sampai hari ini, belum ada kesepakatan apapun tentang keterlibatan kami di politik.” Terang Irvan.
Hal senada turut disampaikan Ketua Pelaksana Harian DPD Projo Sultra, H. Rustam Petta Nyalla, SH. Dirinya bahkan mengatakan, opini yang diedarkan oleh salah satu kader dianggap sebagai pelanggaran berat dan akan dikenakan sanksi.
“Sanksi dalam lembaga akan ada, titik parahnya adalah pemecatan. Sehingga saya tegaskan, bahwa kader dilarang keras membuat pernyataan yang membawa nama lembaga tanpa ada koordinasi.” Kata H. Rustam yang dihubungi via telepon.
“Kami tidak melarang ketika kader hendak menyatakan pandangan politiknya, namun membawa nama lembaga itu sangat tidak diperbolehkan.” Ujar H. Rusman.
Selain isu keberpihakan, H. Rustam turut mengingatkan agar Projo tak diidentikkan dengan Partai PDI Perjuangan ia mengatakan ada perbedaan besar antar keduanya meski Projo adalah simpatisan Joko Widodo namun bukan untuk mendukung partai.
“Projo adalah lembaga yang mengawal program pak Joko Widodo yakni Nawacita dan merupakan mata telinga di daerah, sehingga sangat tidak ada sangkutannya dengan parpol.” Tegas H. Rusman. (KS/Red)