PARIWARA
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (dprd) bersama Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Konawe, sedang menggodok pengusulan salah seraong tokoh perjuangan wanita Konawe, Weri Bundu ditetapkan sebagai pahlawan nasional oleh pemerintah pusat.
Ketua DPRD Kabupaten Konawe, Gusli Topan Sabara mengatakan alasan DPRD dan Pemda Konawe terobsesi dan berkeinginan agar Weri Bundu diangkat menjadi pahlawan nasional, sebab Weri Bundu bagian dari sejarah perjuangan bangsa indonesia yang berorientasi di wilayah Kabupaten Konawe.
Gusli bercerita, Weri Bundu pada masa lalu telah berjuang begitu gigih menentang masuknya VOC di Konawe, dirinya merupakan pemimpin Laskar Perempuan yang kemudian ditawan oleh penjajah dan diasingkan di Sawalunto.
Ketua DPD PAN Konawe ini menuturkan, kisah dan riwayat perjuangan Weri Bundu ini dalam berjuang mengusir VOC memang belum banyak diketahui, terutama kalangan anak Konawe. Bahkan sebagian besar masyarakat Kabupaten Konawe ini belum mengetahui kisah perjuangan dan mengenal tokoh pejuang wanita tanah leluhur ini.
Kata Gusli, Weri Bundu lah yang begitu gigih menentang dan memimpin Laskar Perempuan dalam mengusir VOC, sehingga DPRD dan Pemda Kabupaten Konawe sudah menetapkan percepatan dan melakukan perjuangan agar secepatnya ditetapkan menjadi pahlawan nasional.
”Insya Allah tahun depan kita dorong agar dibuatkan biografi kisah perjuangan Weri Bundu, karena ini merupakan salah satu kelengkapan administrasi di pusat,” kata Gusli ini saat ditemui media, Rabu (24/5).
Menurut Gusli, sejauh ini DPRD Konawe sudah menetapkan Perda tentang perubahan nama jalan dan Weri Bundu sudah masuk di nama jalan selanjutnya Perda percepatan. Saat ini sedang disusun biografi Weri Budnu.
“Dan yang penting saat ini yaitu dokumen tentang penangkapan Weri Bundu oleh VOC ada di Leden Belanda kita akan kembalikan di Konawe,” pungkas Gusli.
Niatan itu kata Gusli bukan tanpa alasan. Ia menyebut, saat masa perjuangan Kemerdekaan RI, diketahui tidak banyak perempuan sebagai pejuang kemerdekaan yang ada di Provinsi lainnya di Indonesia ini.
Apalagi jika disandingkan seperti pahlawan perempuan yang terkenal saat ini, R.A Kartini, keberadaan Weri Bundu bahkan lebih awal yakni sekitar tahun 1905 dibanding R.A Kartini yang hanya ada di tahun 1943.
Sebabnya, ia menyebut, emansipasi perempuan duluan terjadi di tanah kerinduan, tanah leluhur Kabupaten Konawe. Dengan itulah espektasi menjadikan Weri Bundu sebagai pahlawan dinilai Gusli bukanlah hal yang mengada-ada.
Tujuan terbesar pengusulan Weri Bundu sebagai pahlawan nasional, lanjut Gusli, memasukkan Weri Bundu sebagai salah satu simbol kebesaran bangsa Indonesia, yani dengan menetapkan Weri Bundu sebagai ikon kapal perang milik Indonesia.
Maka dari itu, kata dia, pekerjaan utamanya adalah mengusulkan Weri Bundu ini jadi Pahlawan Nasional. Jelasnya, menurut Gusli, keberhasilan penetapan Weri Bundu sebagai pahlawan nasional akan menjadikan Sultra khususnya Konawe menjadi daerah yang dikenal punya peradaban tinggi di mata bangsa Indonesia. (**)