Kampung Konawe
Unaaha, – Untuk memaksimalkan kinerja para petani sawah Desa Kukuluri, Kecamatan Anggotoa, Kabupaten Konawe, melaksanakan pelatihan peningkatan kapasitas kelompok tani padi sawah berbasis teknologi moderen.
Sebanyak 7 kelompok tani yang terdiri dari petani sawah, mengikuti kegiatan Teknologi Tepat Guna (TTG) yang didampingi oleh Tenaga Ahli Pendamping Desa dan Pendamping Lokal Desa (PLD) beserta para aparat Desa.
Tenaga Ahli Kabupaten, Irvan Umar saat ditemui mengatakan, kegiatan pelatihan ini untuk membina para petani tentang tata cara bercocok tanam yang baik, agar kedepannya hasil panen warga bisa meningkat.
“Bagaimana mengajarkan mengolah tanah, cara pengendalian hama sampai menggunakan pupuk yang dipakai,” Kata Irfan beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Kepala Desa Kukuluri, Baskian mengatakan, menyambut baik dan apresiasinya terhadap TA dan PLD untuk memberikan pelatihan program pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan kapasitas khususnya masyarakat yang memiliki mata pencaharian sebagai petani.
Dikatakan Baskian, peka terhadap fenomena yang ada, dimana luasan sawah tidak mampu menghasilkan hasil panen sesuai standar. Mengingat hasil panen beberapa tahun belakangan tidak memenuhi luas sawah yang seharusnya dihasilkan.
“Nah untuk itulah pelatihan ini amat perlu dilakukan dan berharap pengetahuan pelatihan yang diterima masyarakat nantinya bisa diterapkan untuk pertanian,” Kata Baskian.
Menurut Baskian, kegiatan pelatihan ini memang telah lama direncanakan dari tahun 2016 namun pelaksanaannya ditahun 2017 yang bersumber dari APBDes yaitu Dana Desa.
Pelatihan ini bertujuan untuk penambahan wawasan bagi para petani mengingat pemahaman masyarakat masih jauh tertinggal dari teori pertanian terutama pertanian organik.
“Karena itu dengan pelatihan ini nantinya tidak hanya berimbas kepada kesejahteraan masyarakat tetapi berimbas pada meningkatnya penambahan PAD Desa kita,” Ujar Baskian.
Baskian menambahkan, dari 90 hektar luas sawah yang ada di Desa Kukuluri, baru sekitar 50 hektar yang masih diolah selebihnya masih menjadi lahan tidur. Salah satu kendalanya tidak adanya saluran air yang mengaliri sawah tersebut.
” Untuk mengaliri sawah tersebut, melalui Dandes kami sudah membuat saluran air sepanjang limaratus meter nantinya, air ini bisa mengaliri sawah yang sudah lama menjadi lahan tidur.” Tutup BaskianĀ (KS/Red)