Kampung Konawe
Unaaha, – Desa Wonua Monapa, Kecamatan Pondidaha merupakan salah satu penyuplai dan sentra pengembangan tanaman kedelai di Kabupaten Konawe. Dalam memaksimalkan penggunaannya, Desa Wonua Monapa memperkenalkan sistem Teknologi Tepat Guna (TTG) pada petani kedelai.
Sosialisasi yang dilakukan di Balai Desa Wonua Monapa, Minggu, (30/4) ini merupakan kerjasama Desa Wonua Monapa dengan Pendamping Lokal Desa (PLD) Kabupaten Konawe dalam meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat setempat.
Pendamping Desa Wonua Monapa, Greicia Raintung mengatakan, pengenalan sistem TTG ini ditujukan agar masyarakat atau petani kedelai di wilayah Desa Wonua Monapa khususnya, bisa mengembangkan hasil panen mereka. Misalnya, pembuatan produk kecap atau olahan aneka kedelai menggunakan hasil tanam mereka sendiri.
Menurut Greicia, kegiatan kali ini masih masalah peningkatan SDM sebelum berjalannya program ini. Direncanakan, teknisnya Badan Usaha Milik Desa (BUM-Des) akan menjadi distributor hasil produk jadi masyarakat ke berbagai wilayah.
Greicia mengungkapkan, pilihan untuk menciptakan produk jadi berbahan dasar kedelai ini dikarenakan keprihatinan pada masyarakat Desa Wonua Monapa. Meski tanaman kedelai menjadi tanaman utama yang diwariskan turun temurun namun tak juga mengubah kondisi ekonomi masyarakat setempat.
“Ide ini muncul karena meski 90 persen masyarakat sini adalah petani kedelai namun ekonomi warga tidak berkembang. Makanya kami carikan solusi, melalui pengenalan pembuatan produk jadi inilah pilihannya.” terang Greicia.
Lanjut Greicia, penerapan sitem ini sendiri merupakan suksesi dari program pemerintah soal One Village One Product, yang mengedepankan produktifitas masyarakat suatu desa khususnya petani.
Kepala Desa (Kades) Wonua Monapa, Torisman mengatakan, pengenalan sistem TTG ini diharapkan mampu mengubah kegiatan ekonomi masyarakat selama ini, sebab seperti petani kedelai, selama ini hanya menjual mentah hasil yang harganya terbilang rendah.
Padahal, lanjut Torisman, dengan merubah kebiasaan ini, seperti mengoptimalkan penggunaan hasil panen menjadi bahan jadi bisa mendatangkan nilai ekonomis lebih dibanding menjual mentah hasil panen.
“Kita harapkan dengan adanya sosialisasi ini masyarakat bisa lebih memahami pentingnya peningkatan produktifitas, dari selama ini hanya menjual mentah sekarang sudah bisa menghasilkan produk jadi yang nilai ekonomisnya lebih besar.” ujar Torisman. (KS/Red)