KONAWE_. Seorang ibu di Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) curhat di media sosial Facebook miliknya terkait anaknya yang gagal ikut paskibraka di Jakarta, Jum’at 14 Juli 2023.
Dalam curhatannya, ibu yang diketahui bernama Samsuani itu menyebut jika anaknya telah dinyatakan lolos untuk ikut paskibraka di Jakarta mewakil Provinsi Sultra. Dia adalah Doni Amansa siswa SMAN 1 Unaaha, Kabupaten Konawe.
Namun, setelah tiga hari mengikuti pembekalan dan akan diberangkatkan besoknya, nama Doni telah digantikan oleh siswa asal Baubau. Pergantian nama anaknya tersebut membuat Samsuani sangat kecewa.
Selaku orang tua siswa, Samsuani pun menduga pergantian nama anaknya untuk mewakili Sultra di Jakarta ada campur tangan oknum yang tidak bertanggungjawab.
“Assalamualaikum dan selamat pagi masyarakat Konawe, doakan yg terbaik untuk anak kita doni amansa utusan paskibraka Nasional,asal sekolah SMA 1 unaaha, mudah2han dgn adanya intervensi ini menjadikan dia anak yg lebih tegar,setelah seleksi di tingkat provinsi di bulan mei alhmdulillah dia di umumkan dan di nyatakan untuk perwakilan paskibraka nasional,dan setelah tiga hari pembekalan dan akan di berangkatkan besok, ternyata di luar dugaan,,,knpa harus keduanya bau bau yg mewakili provinsi Sultra, ????jadi saya selaku orang tuanya doni,meminta dgn hormat kepada panitia provinsi yang terlibat di dalamnya,untuk mengembalikan nilai anak saya, yg betul2 murni yg di peroleh selama tes yg dia ikuti#dan saya ucapkan selamat atas dua orang utusan bau bau perwakilan paskibraka nasional utusan provinsi Sultra semoga kalian yg menampilkan yg terbaik Aamiin ????????,” tulis Samsuani di akun Facebook miliknya.
Menanggapi pembicaraan masyarakat Konawe dan kegelisahan keluarga paskibraka Kabupaten Konawe yang tereleminasi setelah sebelumnya telah terpilih untuk mewakili Provinsi Sultra di Jakarta, Sekda Konawe Dr. Ferdinand Sapan, SP, MH mengatakan pada dasarnya siapapun yang terpilih itu merupakan wakil Sultra yang terbaik.
Namun kata dia, patut disayangkan kalau dalam prosesnya ada perlakuan yang subyektif sehingga Doni Amansa asal SMAN 1 Unaaha Kabupaten Konawe harus digugurkan.
“Keterwakilan mereka (Doni Amansa-red) akan memberikan kebanggaan bagi kami di Konawe terlebih orang tua siswa tersebut,” kata Ferdy sapaan akrab Sekda Konawe.
Menurut Jenderal ASN Konawe ini, kejadian seperti ini nantinya ke depan akan memberikan dampak yang tidak baik bagi generasi muda, terutama yang masih di tingkat pelajar.
Oleh karenanya Ferdy berharap ke depannya Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2022 Tentang Program Paskibraka beserta aturan pelaksanaannya betul-betul dilaksanakan sebagaimana yang seharusnya.
“Kalau itu dilaksanakan pasti akan menghasilkan paskibraka yang hebat dari segi mental, wawasan kebangsaan, jasmani dan pengetahuan yang ke depan akan menjadi aset daerah. Tapi kalau subyektif berarti untuk memenuhi kepentingan jangka pendek saja yang motivasinya kita tidak tahu,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Kesbangpol Sultra Harmin Ramba mengungkapkan bahwa peneriman calon Paskibraka Nasional ini dilakukan oleh Tim seleksi yang berjumlah sembilan orang.
Menurut Harmin Ramba, perihal penentu kelulusan Paskibraka Nasional ditentukan oleh nilai akumulasi dari peserta.
“Penentu kelulusan adalah akumulasi dari semua nilai peserta, mereka melaksanakan tes di bulan Mei dan bulan Juli di hotel Plaza Kubra, nilainya kemudian di akumulasi,” terang Harmin kepada awak media.
la pun menegaskan, dalam hal ini pihaknya profesional melaksanakan segala tahapan seleksi tidak ada nepotisme ataupun intervensi dari pihak manapun.
Padahal berdasarkan versi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang menentukan kelulusan peserta seleksi Paskibraka Nasional sampai saat ini terdapat dua yang belum diberikan nilai diantaranya Psikotest dan TIU, namun Doni Amansyah telah ditetapkan sebagai cadangan.