KABARANOA.ID: KONAWE – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe, menggelar upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Tahun 2022, di lapangan sepak bola, Kelurahan Toronipa, Kecamatan Soropia, Jumat (13/5/2022).
Hardiknas yang sejatinya jatuh pada tanggal 2 Mei setiap tahunnya, harus diundur peringatannya, lantaran bersamaan dengan perayaan Idulfitri di hari yang sama.
Upacara Hardiknas kali ini di pimpin oleh Asisten II Sekretariat Daerah (Setda) Pemkab Konawe, Taharudin Saranani, SE, MM. Sementara pasukan tenaga pendidik, bersama sejumlah pejabat dan pimpinan lembaga negara lainnya, ikut dalam peringatan ini.
Hardiknas kali ini, pemerintah mengusung tema “Pimpin Pemulihan Bergerak untuk Merdeka Belajar” yang merupakan Doktrin untuk menjawab tantangan dunia pendidikan, di tengah pandemi Covid-19 yang sampai saat ini masih membayangi dunia.
Dijelaskan Taharuddin, tema ini dimaksudkan agar pemerintah pusat hingga daerah, serta seluruh entitas sekolah dan stakeholder pendidik, secara bersama-sama memulihkan pendidikan di masa dan pasca pandemi, melalui program merdeka belajar.
Dalam upacara tersebut, total 18 guru mendapatkan penghargaan. Diantaranya karena berhasil membuat video pembelajaran, penilik kesetaraan, penggiat literasi, pengelola PKBM, guru tutor, hingga kepala sekolah TK.
Senada dengan itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Konawe, Dr. Suriyadi., S. Pd., M. Pd, mengungkapkan, berdasarkan data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, program Kurikulum Merdeka Belajar, sudah diterapkan di lebih dari 140.000 satuan pendidikan di seluruh Indonesia.
“Program Merdeka Belajar yang dicetuskan oleh pak menteri ini, bertalian dengan arahan Bupati Konawe, Kery Saiful Konggoasa yang mendorong agar seluruh satuan pendidikan di Konawe, lebih paham maksud dari digitalisasi pendidikan,” ucapnya.
Lanjut Suriyadi, para pendidik Konawe, dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam melaksanakan tugas-tugasnya agar lebih kompeten, apalagi memasuki era pendidikan revolusi industri 4.0 saat ini.
Apalagi katanya, tantangan yang dihadapi di masa pandemi, setiap guru, mau tidak mau harus menguasai sistem teknologi dan informasi agar menciptakan iklim pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik.
Mantan Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 1 Sampara ini mengklaim, sumber daya tenaga pengajar di Konawe saat ini, mulai bertumbuh baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
Terbukti dengan banyaknya prestasi yang telah diraih oleh tenaga pengajar, serta hadirnya ratusan tenaga guru dari program P3K yang cukup menjawab persoalan pemerataan tenaga pengajar.
Demi mendukung digitalisasi pembelajaran, perlu mendapatkan perhatian saat ini adalah penyiapan anggaran dalam rangka pengembangan kemampuan guru, khususnya, pengadaan infrastruktur berkaitan dengan teknologi pembelajaran.
“Sarana fisik sekolah, Insyaallah secara bertahap terpenuhi. Kemudian pemerataan guru dengan hadirnya program P3K sejumlah 823 tahap I dan II, bisa mulai menjawab persoalan kekurangan guru di Kabupaten Konawe” tutup Suriyadi. (Adv)