Kampung Konut,
Wanggudu, – Menanggapi pernyataan Anggota Komisi B DPRD Kabupaten Konawe Utara, Ir. Saprin yang menilai Program Swasembada Jagung Hibrida besutan Pemda Konut merugikan Petani. Kabag Humas Pemda Kab. Konut menjelaskan bahwa pernyataan tersebut sangat tidak relevan.
Menurut Rahman, program swasembada jagung hibrida yang merupakan hasil konsiliasi bersama pemda konut beserta pihakj perbankan kepada para petani dan pemilik lahan, sudah melalui tahap sosialisasi sampai ke tingkat desa-desa melalui mekanisme kemitraan dan pembinaan dengan tujuan terbentuknya wadah bagi para petani yang ingin membudidayakan tanaman jagung hibrida sebagai peluang agribisnis yang menjanjikan melalui sistem bagi hasil.
“Intinya pemda sudah siapkan fasilitas pendanaan bagi para petani yang ingin menanam jagung melalui kesepakatan bersama, jadi sangat tidak relevan jika pemda terkesan memaksakan petani untuk mengambil kredit di bank hanya untuk menanam jagung tanpa tujuan dan pengelolaan yang tepat,” Ungkap Rahman saat ditemui di ruangannya, Jum’at, (28/7).
Rahman kembali menegaskan, bahwa upaya bupati untuk membentuk program ini semata-mata bertujuan untuk memfasilitasi para petani yang ingin mengembangkan usaha agribisnisnya namun terkendala di sisi permodalan sehingga perlunya dibentuk program ini dengan harapan menciptakan kesejahteraan hidup para petani yang selama ini terabaikan oleh pemerintah maupun lembaga legislatif.
“Dananya tidak serta merta akan diberikan begitu saja kepada petani yang bermohon kepada pihak bank untuk diberikan permodalan, tentunya harus melewati proses verifikasi dan peninjauan terlebih dahulu apakah lokasi yang ditawarkan cocok untuk ditanami jagung atau tidak” papar Rahman.
Hal ini dibenarkan oleh kepala kantor Bank Sultra Cabang Konawe Utara Indri Devianti Saranani. Bahwa sampai saat ini pihaknya sudah menyalurkan bantuan permodalan kepada 103 petani yang dianggap memenuhi kualifikasi yang ditetapkan. Terbukti dari data yang ada, banyak petani mitra yang sudah panen mulai mengembalikan pinjaman dananya ke pihak bank Sultra.
Rahman kembali menambahkan, bahwa program bantuan permodalan yang di gelontorkan oleh pemda konut bukan hanya fokus di sektor pertanian saja, namun juga dari sektor peternakan seperti usaha ayam petelur yang digagasnya melalui sistem kemitraan dan pembinaan yang berada di kecamatan Motui, Lembo dan Lasolo. setiap peternakan yang di modali bibit ayam petelur sebanyak 470 ekor yang kini sudah dapat memproduksi 200 butir telur dalam seharinya.
”Jika pemerintah daerah masih dianggap tidak bertanggung jawab terhadap kemaslahatan masyarakatnya itu berdasarkan fakta apa jika semua aspek yang dinilai berpotensi kita akan kembangkan bersama-sama melalui pengawasan dan pembinaan yang berkesinambungan,” Pungkas Rahman. (KS/Boby/Athen)