Dikbud Konawe Beberkan Alasan Mapel Mulok Sempat Hilang di Kurikulum Pembelajaran

  • Bagikan
Ketgam: Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Konawe, Suriyadi.Foto: Aris Syam

KABARANOA.ID : KONAWE – Mata pelajaran (Mapel) Muatan lokal (Mulok) beberapa tahun terakhir sempat ditiadakan dikurikulum pembelajaran satuan pendidikan baik SD maupun SMP.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan dan Kebudayaan Konawe Suryadi beberkan alasan itu.

Menurutnya, sejak hadirnya pelajaran Mulok beberapa tahun terakhir mengakibatkan adanya beberapa persepsi yang secara konsulsif itu berbeda-beda disatuan pendidikan.

“Dan kita tahu beberapa tahun lalu itu pelajaran mulok basisnya kebahasaan daerah (tolaki),” katanya, Selasa (15/11/2022).

Lebih lanjut, kata Suryadi, setelah berjalan seiringnya waktu kurikulum itu berubah, yang mulanya dari kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kemudian masuk kurikulum 2013.

Berdasarkan kurikulum tersebut, pelajaran mulok tersebut lebih cenderung menyangkut kearifan lokal, dan pada saat itu beberapa satuan pendidikan menerjemahkan seperti ini, misalnya di daerah pesisir mereka kecenderungannya perikanan dan wilayah tertentu juga seperti pertanaman dan pertanian.

“Dan itulah yang mereka terjemahan tentang pelajaran mulok pada waktu itu,” imbuhnya.

Olehnya itu, dengan hadirnya kurikulum merdeka belajar ini dapat meluruskan persepsi – persepsi tersebut, jika pelajaran Mulok yang dimaksud sebenarnya itu membahas tentang kearifan lokal.

“Kearifan lokal yang maksud disini, kita mengenalkan kepada anak-anak kita tentang adat istiadat, pengetahuan tradisional, olahraga tradisional, dan lainnya, agar karakter anak-anak kita dapat terbina,” jelasnya.

Ia juga berharap, dengan hadirnya pelajaran mulok ini, anak-anak kita sejak dini dapat didik karakternya agar lebih baik sebagai cikal bakal generasi dimasa depan.

“Makanya kita mulai terapkan diusia dini tingkat SD agar karakternya dapat dibentuk hingga masuk jenjang pendidikan lebih tinggi,” pungkasnya.

  • Bagikan