Dewan Konawe Dukung Pelestarian Adat dan Budaya Tolaki

  • Bagikan
Anggota DPRD Konawe, Ginal Sambarli.Foto:Ist

Konawe_ Baru-baru ini para Kepala Desa (Kades), serta perwakilan Kecamatan Latoma, Kabupaten Konawe mengikuti pelatihan pelestarian adat Puutobu dan Pabitara yang diselnggarakan di salah satu Hotel di Kota Kendari.

Tujuan pelatihan ini agar Toonomotuo atau Puutobu dan Pabitara dapat memahami tugas pokok dan fungsinya masing-masing dalam rangka penerapan hukum adat dan suku tolaki.

Selain itu, Para Kades sebagai pejabat tertinggi di tingkat Desa juga bisa memahami kedudukannya dalam pelestarian adat dan budaya suku tolaki.

Ginal Sambari selaku Narasumber pada kegiatan tersebut mengatakan bahwa puutobu merupakan salah satu jabatan yang memiliki pengaruh yang sangat besar dalam urusan adat dan budaya masyarakat suku tolaki.

Kepala Desa Kades serta perwakilan Kecamatan Latoma, Kabupaten Konawe saat mengikuti pelatihan pelestarian adat Puutobu dan Pabitara.Foto:ka

Sedangkan Pabitara yang berasal dari kata “Bitara” artinya baca, sehingga bermakna sebagai juru bicara sehingga posisi ini diisi oleh orang yang memiliki pengetahuan luas tentang adat suku Tolaki.

Ginal Sambarli yang juga sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Konawe, mengatakan bahwa pelatihan ini, dalam rangka untuk melestarikan dan mengembangkan adat istiadat suku tolaki.

Jika budaya suku tolaki tidak dikembangkan kata Ginal, maka adat istiadat kita sebagai pribumi bakal punah, dari pengetahuan hingga prakteknya dilapangan.

“Kita menghadirkan kembali masyarakat terutama para pelaku-pelaku adat agar mereka tetap melaksanakan adat istiadat sebagai alat pemersatu khususnya suku tolaki,”jelasnya.

Ginal mengatakan, bahwa yang disampaikan pada pelatihan hari ini kepada masyarakat pelaku adat khsusunya di kecamatan Latoma adalah untuk syarat khusus perkawinanan atau dalam bahasa suku tolaki “Sara Mberapu”.

Suasana dalam ruang rapat kantor DPRD Konawe.Foto:ka

Tata caranya dan pelaksanaannya diajarkan secara teknis, sehingga tercipta nilai-nilai keseragaman dan keaslian yang tidak tergerus dari pengaruuh yang terjadi saat ini, serta kepastian hukum dalam pelaksanaan perkawinan.

Politisi yang juga sebagai pengurus Lembaga Adat Tolaki (LAT) Provinsi Sulawesi Tenggara ( Sultra) ini, menyampaikan bahwa saat ini terdapat program pelestarian adat budaya suku tolaki secara berkelanjutan.

Program tersebut dari LAT Sultra, tentu bekerja sama dengan pemerintah daerah termasuk di konawe yang mendapat dukungan penuh baik dari eksekutif maupun pihak legislatif.

“Sekarang ini kita himpun dulu orang-orang tua, untuk menyamakan persepsi terutama pelaksanaan adat istiadat tolaki, setelah itu baru kita turunkan kepada generasi muda,”ungkapnya.

Ia juga mengatakan saat ini pelatihan tidak turun langsung kepada generasi muda, karena tanpa tertata dengan baik kepada orang-orang tua terlebih dahulu, maka tidak efektif jika diturunkan kepada anak muda.

Anggota DPRD Konawe, Ginal Sambarli.Foto:Ist

Pada akhirnya seluruh pelaku adat, para orang tua yang telah dilatih akan turun langsung untuk membina generasi muda diwilayahnya masing-masing.

“Kalau sekarang kita langsung turun memberikan pengembangan pelestarian adat perkawinan kepada generasi muda, sementara diatasnya belum sama persepsi, maka nantinya banyak yang akan keliru dan itulah yang menjadi kekhawatiran kami,”ujarnya.

Melalui kegiatan pelatihan ini, menurutnya sangat tepat sekali diprogramkan pelatihan dan pelestarian adat tolaki ini baik ditingkat desa, Kecamatan maupun kabupaten dalam rangka pelestarian adat istiadat,serta pemberdayaan masyarakat.

“Harapan kami adalah kegiatan seperti ini tidak berhenti sampai disini, namu kegiatan ini harus berkelanjutan karena masih banyak hal-hal yang perlu disampaikan kepada masyarakat dalam hal pengembangan dan pelestarian adat istiadat suku tolaki,”tutup Ginal

  • Bagikan