Penulis: Muh Kahfi Zurahman ST (Eks Komisioner KPU Kabupaten Konawe).
KONAWE, Kabaranoa.id – Perempuan yang terjun ke dunia politik memiliki peran yang sangat penting dalam memperjuangkan kesetaraan gender dan mengadvokasi isu-isu yang relevan dengan perempuan dan anak-anak.
Keterlibatan perempuan dalam politik dapat memberikan inspirasi. Perempuan politisi menjadi inspirasi bagi generasi muda. Mereka membuktikan bahwa perempuan mampu berkontribusi secara signifikan dalam pengambilan keputusan politik.
Tak hanya memberikan inspirasi, keterlibatan perempuan dalam dunia politik juga turut serta memberikan advokasi. Perempuan politisi sering kali memperjuangkan isu-isu yang khusus memengaruhi perempuan, seperti kesehatan reproduksi, pendidikan, dan pekerjaan.
Selain itu, perempuan dalam dunia politik juga membawa perubahan budaya. Keterlibatan perempuan dalam politik dapat merubah budaya politik yang masih didominasi oleh laki-laki. Mereka membawa nilai-nilai seperti empati, kolaborasi, dan keberagaman.
Peran perempuan tidak hanya terbatas pada rumah tangga, melainkan juga dalam pembicaraan mengenai kemajuan bangsa.
Salah satu upaya mewujudkan representasi perempuan dalam politik adalah regulasi tentang keterwakilan kaum perempuan minimal 30 persen dalam kursi lembaga legislatif.
Hal Ini berarti adanya jaminan bagi perempuan untuk memiliki posisi dan suara yang setara dengan laki-laki dalam berbagai bidang, termasuk politik.
Perempuan Indonesia dapat berperan aktif dalam membangun masa depan bangsa dan negara yang lebih baik, sesuai dengan nilai-nilai demokrasi dan Pancasila.
Dalam Pilkada Konawe, peran perempuan sangat penting untuk memperkaya perspektif dan memastikan keberagaman dalam pengambilan keputusan.
Salah satu sosok yang menonjol adalah Dessy Indah Rachmat, calon Wakil Bupati yang berpasangan dengan Harmin Ramba.
Beberapa alasan mengapa kita membutuhkan perempuan seperti Dessy Indah Rachmat dalam kepemimpinan di Kabupaten Konawe adalah dari aspek persepektif berbeda.
Perempuan membawa pandangan unik dan sensitivitas terhadap isu-isu sosial, kesejahteraan, dan keluarga. Keterlibatan mereka dapat memperkaya diskusi dan kebijakan yang akan dilahirkan untuk masyarakat.
Alasan lainnya adalah keseimbangan gender, Kepemimpinan yang seimbang antara laki-laki dan perempuan menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan adil.
Pada Tahun 2023 lalu, jumlah penduduk di Kabupaten Konawe laki-laki 135.436 dan perempuan 127.003. Jumlah ini memiliki selisih sedikitnya 8.433 yang berarti harus ada perwakilan perempuan di pemerintahan selanjutnya untuk mewakili suara 127.003 orang perempuan ini. Pasalnya, perempuan dapat membantu mengatasi ketidaksetaraan dan memperjuangkan hak-hak perempuan.
Kehadiran perempuan dalam politik juga memberikan menginspirasi generasi muda dan membuka jalan bagi lebih banyak perempuan untuk terlibat.
Dessy Indah Rachmat, sebagai satu-satunya perempuan yang maju dalam kontestasi politik di Konawe, berkomitmen untuk meningkatkan peran perempuan dalam politik dan pembangunan daerah.
Dessy adalah putri asli Kabupaten Konawe bersuku Tolaki, ayahnya adalah warga asli Kecamatan Wonggeduku Barat sedangkan ibunya warga Kecamatan Lambuya.
Pengusaha sukses ini memiliki niat dan tekad, didorong oleh keinginan untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat Kabupaten Konawe. Ia ingin berkontribusi demi kebaikan daerah dan warga di Konawe melalui berbagai program dan strategi yang dirancang.
Mulai dari komitmen untuk menciptakan keseimbangan pembangunan ekonomi antar kelompok, sektor, dan wilayah, kesejahteraan yang memperhatikan kelompok masyarakat yang rentan.
Memastikan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat Kabupaten Konawe, termasuk jaminan kesehatan, pendidikan, dan kedaulatan pangan.
Dessy Indah Rachmat memutuskan berpasangan dengan Harmin Ramba menjadi wakilnya. Kedua figur ini menggunakan gaya kepemimpinan visioner untuk membangun Kabupaten Konawe secara berkelanjutan dan kreatif.
Selain itu, dia juga berkomitmen untuk menjadikan Kabupaten Konawe sebagai Kota Pusat Agro dan Industri cerdas yang berbasis pada pelestarian lingkungan hidup dan inklusivitas pertumbuhan ekonomi. (*)