Aksi Penolakan Pembangunan Gedung DPRD, Rusdianto: Tendensius Menyerang Pribadi Saya

  • Bagikan
Wakil Ketua II DPRD Konawe, Rusdianto didampingi Ketua Badan Kehormatan DPRD Konawe, Hj. Murni Tombili saat menerima massa aksi penolakan pembangunan gedung DPRD Konawe di depan gedung DPRD, Senin (2/11/2020). (Foto/Saldy)
Wakil Ketua II DPRD Konawe, Rusdianto didampingi Ketua Badan Kehormatan DPRD Konawe, Hj. Murni Tombili saat menerima massa aksi penolakan pembangunan gedung DPRD Konawe di depan gedung DPRD, Senin (2/11/2020). (Foto/Saldy)

UNAAHA, – Aksi demontrasi yang digelar Konsorsium Mahasiswan dan Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Konawe di depan gedung DPRD Konawe, Senin (2/11/2020) terkait penolakan pembangunan gedung baru DPRD Konawe dinilai Wakil Ketua II DPRD Rusdianto dalam penyampaiannya tidak subtansial dan lebih mengarah pada serangan terhadap pribadinya.

Penilaian Rusdianto didasarkan pada apa yang disampaikan massa aksi tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya, misal soal anggaran yang dituding memaksakan penggunaan anggaran untuk pembangunan gedung kantor anggota DPRD Konawe di tengah pandemi Covid-19.

Padahal kata dia, anggaran pembangunan gedung yang dipersoalkan itu sudah melekat lebih dulu di APBD induk Kabupaten Konawe Tahun 2020, dan saat terjadi refocusing (pergeseran) anggaran itu tidak ikut digeser sehingga tidak ada masalah.

“Yang keliru adalah kalau anggaran pembangunan gedung ini masuk refocusing lalu kemudian kami kembalikan itu baru pemaksaan, keliru. Tapi kalau kondisinya tidak yah tidak ada masalah,” kata Rusdianto ditemui usai menerima massa aksi.

Kemudian dikatakan, DPRD tidak berpihak pada masyarakat di tengah pandemi Covid-19, padahal DPRD secara anggaran juga sudah merelakan anggaran sebesar Rp3 Miliar untuk refocusing yang seharusnya dana itu digunakan untuk jalankan program aspirasi anggota.

“Pokir (pokok pikiran) atau dana aspirasi anggota DPRD tidak ada yang berjalan. Karena dananya dialihkan. Kalau seperti ini apanya lagi yang tidak berpihak kepada masyarakat,” ucap Rusdianto.

Karena pernyataan yang disampaikan massa aksi ini ia nilai tidak subtansial, Rusdianto merasa jika memang ada pihak-pihak yang sengaja menggiringnya untuk dinilai buruk dalam bekerja. Ia pun menilai aksi ini lebih pada penyerangan terhadap pribadinya.

Penilainnya, kata Rusdianto, sebagai pimpinan ia dituding telah lebih mementingkan kepentingan pribadinya semisal soal pembangunan gedung baru DPRD itu. Menurutnya ada hal politis terhadap aksi penolakan ini.

“Artinya teman teman sudah mengkaji ini, ini kelihatannya sangat tendensius. Siapa siapa yang datang itu, jelaskan kan, ade ade pasti tau semua. Saya tidak mau menyebut, tapi bagian dari pimpinan daerah,” katanya.

“Inilah yang perlu dipahami, dasar itulah karena saya merasa bahwa ini nuansa politiknya ada, makanya saya luruskan,” imbuhnya.

Diakhir Rusdianto menegaskan. bahwa sampai hari ini DPRD Konawe masih dalam koridor untuk kepentingan masyarakat, sehingga masyarakat tidak perlu ragu dengan kinerja-kinerja DPRD khususnya seperti saat pamdemi Covid-19 ini. (Red)

  • Bagikan